Minggu, November 21, 2010

Pelangi November

Awan tak lagi kelabu,
hujan telah berhenti,
sedikit-sedikit matahari mulai mengintip,
namun mengapa pelangi belum menyongsongkan dirinya?

November, oh november...
masihkah langit marah padaku?
lihatlah, aku masih bersabar untukmu kekasihku...


(Pada dia yang memilih...)

HANYA KITA YANG TAHU

Sampai saat ini,
hanya kita saja yang tahu,
sebuah kisah tersembunyi,
dalam cerita yang harusnya tak pernah usai...

Adalah secarik kertas di tiap musim berganti,
lewat tinta yang tertorehkan bait per bait,
jujur, beberapa diantaranya berbumbu kebohongan,
menjelma menjadi surat-surat cinta kita...

Surat-surat itulah cerita sesungguhnya,
mengapa harus kita tulis ketika gelap menjadi teman,
ketika semua orang tak menyadari kita sedang terjaga,
ketika kita adalah pemilik sah waktu...

Ada kalanya di satu suratmu,
kau bubuhkan kecupan manis menggoda,
dengan lipstik merah mudamu,
ketika kuminta...

Surat-surat kita mampu bercerita,
bahwa dunia kita begitu indah,
bahwa setiap detik adalah surga,
bahwa ada banyak cinta disini..
dan kebahagiaan adalah suatu kenyataan...

Lalu beberapa musim ini,
suratmu tak pernah lagi datang,
mungkin tersendat di suatu jalan yang tak kita tahu,
atau singgah sejenak di suatu tempat,
temani surat-surat lain yang juga sedang tergesa-gesa untuk tiba...

Terlalu banyak pertanyaan yang mendera,
ada apa gerangan...??
tak biasanya surat-suratmu datang terlambat,
selalu saja tiba di waktu yang telah kita perhitungkan..

Mungkinkah kau tak mau lagi melanjutkan cerita-cerita ini??
apakah skenario cinta obsesif dan posesif telah berakhir??
apakah..........??
argghhh...!! aku benci berfikir begitu...


(Versi lagunya sementara di buat)

TIRAN

Sepasang mata tua masih tegar mengintai,
mengamati perangai para penjagal-penjagal rakus berdasi,
yang lain masih membiarkan dirinya tertidur dengan pasrah,
sebagian lain terjaga namun tak sadar....

Sepasang mata ini tak pernah lelah walau hanya sendiri,
mengenali bau tirani yang melenggak-lenggok tak berhenti,
tak adakah yang berani menghentikannya??
atau karena setiap kita pula adalah tiran-tiran kecil yang tak terjamah mata... 

(Ku dedikasikan bagi para pejuang2 muda)

Mahmed Pujangga

Mata Pena Nalar selalu berkisah tentang kita, kehidupan kita, dan hanya kita...