Selasa, September 22, 2009

Menikmati surga...

Dipelataran surgawi aku termenung,
sejenak hanya untuk singgah.. tak lama...
menatap kegemerlapan ruang-ruang maharaja,
keanggunan lantai-lantai bertabur permata,
dari hiasan kemuliaan yang tersusun elok...

Luar biasa!!!
pandai betul pemilik tempat ini,
dekorasi yang menawan disetiap mata memandang,
tak ada seni arsitektur seperti ini diduniaku...

Aku ingin bergegas pulang dan bersiap-siap,
ingin pula ku membuatnya dirumahku,
semoga secepatnya kuselesaikan perjalananku,
menuju "surga-surga" lain yang akan kucicipi keindahannya...

Kamis, September 17, 2009

Antropologi dan Puisi

Membaca Kisah Sebuah Negeri

//Bu Angku, masihkah kau huni ebe-ae yang dulu/masihkah kau urusi wamdabu/amanat adat atas keperempuananmu/untuk memenuhi kewajiban upacara/atawa membayar mahar/manakala suami kawin lagi/masihkah?//Itulah yang menyebabkanku luka/mengiringi jabatan tanganku/kala pamitan meninggalkan Kurulu/meninggalkan mu yang melengos tersipu//Belakangan—di penghujung abad ini/lagi-lagi tersiar kabar kalian tertangkar musibah lapar/ya ampun, lapar!

Scavengers


Dikerutan lingkar wajahmu, telah terbiasa terkoyak dilema hari, disana masih ada tersisa sebongkah semangat membara, meski tak setiap waktu kau bakar, nyalanya tak pernah redup, tak pernah padam, seperti api dikuil-kuil zoroaster, sampai datang sang penyelamat kehidupan, bedanya, kau tak pernah menunggu seseorang untuk menyelamatkanmu...

Jika antropologi menjadi terlalu puitis

(dari diskusi Balai Sastra Kecapi, November 2008)

Membaca beberapa puisi Afrizal Malna yang ada di tangan saya, segeralah saya teringat akan pengalaman-pengalaman mendengarkan kisah-kisah, atau membaca transkripsi tentang tuturan “primitif” yang ajaib, aneh tapi memukau. Ketegangan begitu ditampilkan dengan loncatan posisi subjek yang tidak biasa. Misalnya dengan membaca 50 Tahun Usia Kuping, subjek dapat berganti-ganti, mulai dari seorang yang melihat kuping di tembok, kuping yang melihat tembok, sampai tembok yang kemudian menyampaikan pesan tentang kuping yang ada dalam dirinya. Afrizal adalah penyair dan saya mewakili banyak orang-orang yang tidak punya kemampuan membangun sebuah syair yang baik. Dalam beberpa kesempatan penelitian di Kalimantan Barat, di suku terpencil dekat perbatasan Sarawak Indonesia

Jumat, September 04, 2009

Seputar perkaderan HUMAN FISIP Unhas

SALAM KEKERABATAN!!!

Tetek bengek perkaderan selalu mengundang segudang wacana dan fenomena menarik. Betapa tidak, terdapat berbagai macam model keharuan yang berbeda disana. Apakah tentang kesedihan, tentang air mata, tentang pengorbanan, tentang pengkhianatan, tentang kekonyolan, bahkan tentang sebuah cinta. Namun tak jarang pula tentang konflik yang ketika dibiarkan akan berlangsung panjang tanpa akhir. Entah apakah antar pengurus, antar panitia, antara panitia-pengurus, antara panitia-senior, antara pengurus-senior, bisa jadi antar senior! malahan tak jarang pula antar mahasiswa baru yang tak segan-segan mengimbas pada jalannya proses perkaderan yang tak

Mahmed Pujangga

Mata Pena Nalar selalu berkisah tentang kita, kehidupan kita, dan hanya kita...