Dikerutan lingkar wajahmu, telah terbiasa terkoyak dilema hari, disana masih ada tersisa sebongkah semangat membara, meski tak setiap waktu kau bakar, nyalanya tak pernah redup, tak pernah padam, seperti api dikuil-kuil zoroaster, sampai datang sang penyelamat kehidupan, bedanya, kau tak pernah menunggu seseorang untuk menyelamatkanmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar