...entah apa yang berbisik di telingaku,
untuk segera menghampiri dirinya,
dengan sadar ku pandangi matanya dalam-dalam,
hingga aku bagai menyatu dengan batinnya,
dia pun merasa begitu...
Ada setumpuk kerisauan membelenggunya,
berputar-putar tersesat, tak tahu ingin kemana,
dan tak mampu dia sampaikan lewat kata-kata,
namun cahaya di matanya yang berbicara,
kerinduan ini tak tertahankan...
aku ingin pulang...
(Untuk kerinduanku...
Jakarta, 26 Juli 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar