Rabu, Juli 01, 2009

MENANGIS

Perih, sesak, tak berdaya,
menahan luka yang masih membekas,
menuruti kemauan raga,
dan senyap kini tak terlihat...

Aku, kamu, dia, dan semua,
hanya tinggal menunggu waktu,
untuk tiba dan menyergapmu,
merasakan betapa tidak terperinya...

Terhenyak pula memandangnya sekejap,
setitik demi setitik namun pasti,
melangkahkan kaki yang semula hanya diam,
menutup diri....

Meraung...
terus meraung...
melemparkan keluar emosi jiwa,
agar orang-orang tahu.

aku menangis....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahmed Pujangga

Mata Pena Nalar selalu berkisah tentang kita, kehidupan kita, dan hanya kita...