Kau berkata benar tentang dirinya,
tentang semua kemunafikan yang dia punya,
tentang kebohongan-kebohongan kecil yang dilakukannya,
yang tentu saja perlahan akan merusakku.
Maaf aku tak mendengarmu waktu itu,
jika kau ingin mengatakan sesuatu tentangnya,
tentang kelicikan-kelicikan yang melekat padanya,
semua hal negatif tentang dirinya.
Maafkan pula atas sikap sentimentilku,
ketika aku terus memintamu melupakan cerita itu,
dan melarangmu mencacinya dengan kata-kata kotor,
yang ku anggap tak masuk akal sama sekali.
Apakah engkau bersedia memaafkanku??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar