Selasa, Juni 30, 2009

ANTARA KUNCI DAN PINTU (Repackage)

(I)
Jika kau memintaku untuk menyimpannya,
aku bersedia melakukannya,
biar tetap kusimpan sampai tiba masanya,
meskipun lama...

Aku juga tak pernah berfikir untuk meraihnya,
apalagi harus mencobanya,
sementara dia pun masih begitu,
tertutup rapat berharap ada yang membukanya.

Ketakutan mungkin pula ikut mendera,
atau perasaan lain yang berusaha mencengkeramku,
untuk tetap tinggal diam tak berbuat,
jangan-jangan ketika ku buka, tak ada kamu disana...


(II)
Hari ini mulutku begitu kelu,
tanganku gemetaran pula,
peluh kian melumuri tubuh,
sejenak seolah semua berhenti,
aku tak tahu mau berkata apa.

Raut wajahku kembali beraksi,
mataku tak mampu berlama-lama menyaksi,
aku tak tahan ingin segera keluar dari sini,
meninggalkan kenyataan yang tak berpihak,
namun pintu telah terlanjur ku buka lebar.

Aku terkejut setengah mati,
menatap kekosongan yang terjadi,
dan benar tak ada orang disana,
tidak ada penyesalan lagi,
mengapa telah berani aku membukanya...


(III)
Membekas jelas dibenakku,
kalimat singkat mengusik naluri,
seolah itu harapan besar bagiku,
dan satu-satunya kenyataan yang tak pernah terjadi.

“Apa yang telah kulakukan!!” teriakku.
aku melukai diriku sendiri,
dengan sayatan tipis yang akan menganga,
hanya karena emosi yang membuta.

Kini dengarkan aku,
aku tak mau lagi mendengarkan bisikmu,
serta suara-suara samar yang menggema di luar sana,
terlalu membingungkan! pula menyesatkan.

Siapapun kau (atau apapun kau),
aku tak sanggup lagi meneruskan,
'permainan' yang kita mulai barusan,
tentang kunci dan pintu.

Maka jika kau memiliki kunci itu,
bantu aku untuk membukanya,
sebab nafasku sudah tak ada lagi,
untuk mencoba meraih pintu-pintu yang lain.


(IV)
Pada suatu ketika yang mungkin belum lama berlalu,
aku masih mencoba merenungi bisikan-bisikan itu,
sambil memikirkan dimana kunci yang tepat itu tertinggal,
lalu secara mengejutkan dan tak kusangka-sangka,
beberapa kawan menghampiriku...
spontanitasku bertanya kepada mereka:
"apakah kalian sumber suara-suara samar itu?"

Aku tahu Sang Pencipta mencipta berpasang-pasangan,
aku pikir segalanya seindah keajaiban itu,
begitu pun antara kunci dan pintu,
tapi tak kusangka ada pintu yang tak memiliki kunci,
lalu (lagi) kutanyakan kepada mereka:
"benarkah pintu ini tak memiliki kunci?"

Mereka diam saja,
hanya keheningan yang menggelora...

Lalu (sekali lagi) aku bertanya,
pertanyaan yang sama...
namun melodinya tidak selembut tadi,
dan tiba-tiba semua menoleh kearah pintu yang lain,
kemudian secara bersamaan berteriak:
"...itulah pintu yang kau tuju!!!"

............
Kusambut teriakannya dan berkata:
"tapi kuncinya telah ku buang…"


(V)
Sudah berakhir...
pintu itu tak akan pernah terbuka olehku,
kecuali aku harus menggali sampai ke dasar bumi,
untuk mencari kunci yang telah ku buang jauh-jauh,
dan itu mustahil bagiku,
titik!!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahmed Pujangga

Mata Pena Nalar selalu berkisah tentang kita, kehidupan kita, dan hanya kita...